Tingginya pembelian tiket kereta melalui sistem online menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan tiket di loket kereta api yang tersedia di stasiun. Terutama pada saat puncak arus mudik maupun balik Lebaran.
"Masyarakat sekarang lebih suka menggunakan layanan online 121. Sebab dari manapun mereka bisa memesan tiket tanpa harus datang ke stasiun keberangkatan," ujar Kepala Humas PT KA Sugeng Priyono, di Bandung, Jawa Barat, Minggu (15/8).Ia mengakui, akibat pemberlakukan sistem online, jumlah tiket yang dijual di stasiun semakin terbatas. Misalnya di Stasiun Purwokerto, Jawa Tengah, tiket untuk keberangkatan H2+2 Lebaran atau 13 September habis hanya dalam waktu 5 menit sehingga banyak masyarakat yang telah antre berjam-jam terpaksa pulang tanpa hasil.
Lebih lanjut ia mengatakan, PT KA tidak menerapkan kuota ketat untuk jumlah tiket yang dijual di online dan loket stasiun. Sehinga bisa dimungkinkan, tiket yang tersedia di loket stasiun tinggal puluhan lembar dan ratusan tiket lain telah terjual lewat layanan online.Sugeng menyanggah tuduhan masyarakat yang mengira PT KA sengaja mempermainkan penjualan tiket untuk memperoleh keuntungan lebih besar. Sebab, jual beli tiket diawasi oleh banyak pihak, mulai dari Bagian Penjualan, Pemasaran, hingga Direktorat Komersial.
Ia memberikan contoh, tiket H2+2 Lebaran dinyatakan habis. Tetapi ternyata seorang calon penumpang yang telah memesan tiket lewat online tidak segera membayar uang sesuai batas waktu maksimal trasfer via ATM, yakni 3 jam. Dengan demikian, tiket untuk H2+2 Lebaran kembali tersedia.
Sumber – mediaindonesia.com
Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar