Jumat, 25 Mei 2012

Konservasi Dan Budidaya Gaharu





Gaharu – Prospek cerah yg dihasilkan pohon gaharu yg berupa resin menarik banyak minat para petani, terbukti Banyaknya keuntungan karena komoditas ini tak hanya dimininati pasar lokal bahkan tuk pasar luar negri pun terbilang besar dan terbuka lebar, tak heran kini banyak petani diberbagai daerah di Indonesia mulai mem budidaya gaharu ini.

Salain menguntungkan Budidaya gaharu juga dapat dianggap sebagai langkah mendukung konservasi sebagai bentuk penghijauan global.

Tuk budidaya gaharu serta perawatannya tidak banyak berbeda denga pohon lain pada umumnya. dibutuhkan  Perawatan yg intensif dapat memacu pertumbuhan sehingga bisa dilakukan inokulasi pada tanaman usia 4 (empat) tahun.

Pentunjuk budidaya gaharu dan cara pengelolaanya. Guna menghasilkan produk gaharu harus melalui proses pemanenan (rekayasa produksi), yaitu dgn teknik industry jamur atau pathogen ke dalam pohon gaharu. Teknik induksi atau inokulasi yg berkembang saat ini adalah teknik pengeboran dan penyuntikan.

Gaharu akan terbentuk sebagai akibat dari proses fisiologis pohon yg bertahan hidup setelah diserang oleh jamur atau pathogen yg dimasukkan (induksi) ke dalam jaringan kayu melalui akar, batang dan cabang pohon. Pemanenan gaharu sebaiknya dilakukan minimal selama 3 tahun setelah proses induksi (inokulasi). Gaharu yg terbentuk dapat dibedakan dalam 3 kelas kualitas yaitu : gubal gaharu, kemedangan gaharu dan abu gaharu.

Perawatan tanaman dgn pemupukan bahan organik sangat disarankan. Sehingga pertumbuhan pohon bisa optimal dan menghasilkan performa batang yg baik. Pemangkasan cabang harus dilakukan tuk memacu pertumbuhan vertikal pohon sehingga diameter pohon dapat berkembang sesuai yg diharapkan dan menghasilkan jaringan batang yg siap tuk dilakukan inokulasi.

Pembuatan jarak tanam pada saat penanaman sangat bervariasi sesuai dgn pola yg akan dikembangkan.  Jarak tanam yg cukup rapat seperti 3×1 m cukup ideal tuk membuat kualitas tegakan vertikal.

Panen Gaharu


Pelebaran jarak tanam dapat dikompensasi dgn perawatan tanaman yg lebih intensif.  Jarak yg cukup lebar seperti 6 x 2 m atau 3 x 3 m memberikan kesempatan tuk mengkombinasi dgn tanaman pertanian sebelum terjadi penutupan tajuk.  Beberapa teknis yg dikenalkan bisa dgn monokultur atau dicampur dgn pohon pelindung.


Info Terkait




Tidak ada komentar:

Posting Komentar