Cuci usus atau colon irrigation sempat populer karena diklaim bisa membuang racun dan kotoran di dalam saluran usus dan mencegah penyakit pencernaan. Namun berbagai penelitian membuktikan, terapi ini tidak ada manfaatnya dan bahkan lebih banyak efek sampingnya. Pada prinsipnya, cuci usus dilakukan dengan mengalirkan cairan dalam jumlah tertentu untuk meluruhkan berbagai pengotor serta racun yang ada di usus. Cairan itu dialirkan melalui pipa khusus yang dimasukkan lewat kerongkongan menuju lambung.
Tempat-tempat spa dan perawatan kesehatan alternatif banyak menawarkan layanan tersebut, dengan jaminan bisa menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan saluran pencernaan. Sayangnya di tempat-tempat seperti itu, cuci usus tidak selalu dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terpercaya.
Akibatnya justru berbahaya, karena bisa memicu efek samping berupa mual-muntah, kram dan rasa begah atau kembung di perut. Dalam kasus yang sangat parah, cuci usus juga dapat memicu risiko paling fatal yakni gagal ginjal yang bisa berakhir dengan kematian. Peneliti dari Georgetown University baru-baru ini kembali membuktikan bahwa terapi cuci usus tidak memberikan manfaat seperti yang digembar-gemborkan. Bahkan karena banyak risikonya, tidak menganjurkannya untuk dilakukan terlalu sering.
Hampir semua penelitian tersebut menunjukkan hasil yang konsisten, bahwa cuci usus tidak banyak memberikan manfaat dan justru lebih banyak risikonya.Prosedur cuci usus sendiri sudah dikenal sejak peradaban Mesir Kuno, namun baru diakui oleh American Medical Association pada abad ke-20. Popularitasnya sangat mendunia, terutama setelah beberapa selebritas mengaku sudah merasakan manfaatnya seperti aktris Jennifer Aniston dan Courtney Love, bahkan Lady Diana.
Info terkait - penyakit pencernaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar