Detail lipit dan anyaman sudah menjadi ciri khas gaun rancangan Harry Ibrahim. Begitupun dengan sejumlah gaun malam dan pengantin yang ditampilkan oleh perancang asal Bandung ini di ajang pameran pernikahanDalam rancangan gaun pengantinnya, Harry memainkan lipit yang bertumpuk-tumpuk itu, sehingga membentuk siluet tubuh putri duyung. Kemudian ia mengkombinasikan gaun itu dengan aksen mengembang atau berbentuk balon pada bagian dada atau bagian bawah.
Panggungnya berciri musim gugur dengan guguran daun serta bunga sakura, dan bertumpuk. Tema panggung ini memang tidak selalu cocok dengan presentasi dari para perancang. Misalnya saja untuk busana-busana pengantin berwujud kebaya. Namun kebaya pengantin yang lekat dengan gaya etnis Jawa ini di tangan Ferry Sunarto dan Hengky Kawilarang tereksplorasi menjadi gaun pengantin yang modern.
Hengky mengatakan eksplorasi kebayanya bisa dipakai oleh etnis mana pun, seperti Melayu, Kalimantan, Cina, dan Papua. "Roknya bisa diganti dengan kain apa pun," katanya. Ia memang menginginkan kebaya tampil lebih modern, tidak murni tradisional.Hengky, yang mengusung tema "Romantic Garden", ingin mengembangkan detail yang modern dan sederhana. Ia menghindari bentuk-bentuk yang umum, seperti lebar pada bagian bawahnya atau berbentuk balon, yang menurut dia terlalu berat.
Hengky mengaku tahu bahwa setiap perempuan punya karakter dan impiannya masing-masing tentang gaun pengantin. Tapi, bagi dia, wanita yang cantik adalah mereka yang tampil dengan tak berlebihan, yakni tidak menyatukan beberapa tema sekaligus
Sumber - tempointeraktif.com
Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar