Jumat, 10 Juni 2011

Asal Mula Hypnosis Yang Berbeda Dengan Sulap

Hipnosis atau hipnotis di Indonesia sangat lekat dengan nilai-nilai negatif. Entah dikaitkan dengan klenik dan mistis, atau dinilai berbahaya karena sering dipakai orang dalam melakukan aksi kejahatan. Padahal, jika diterapkan secara benar, hipnosis memiliki beragam manfaat.


Hipnosis mulai menjadi tren sejak setahun belakangan. Tak bisa dimungkiri, munculnya acara televisi yang dipandu Romy Rafael menjadi celah hingga hipnosis bisa diterima masyarakat. Pasalnya, Romy mengemas hipnosis menjadi sebuah hiburan layaknya sulap tetapi tanpa alat sulap, sehingga menarik disaksikan seluruh lapisan masyarakat.

Hipnosis pun meledak menjadi sesuatu yang baru di Indonesia. Memang, masih banyak yang memandangnya dengan sebelah mata. Namun, setidaknya sebagian sudah mulai mau percaya.

Hal itu ditunjukkan lewat jumlah klien Romy yang terus meningkat. Saat ditanya, kira-kira berapa jumlah klien yang pernah ditanganinya, Romy menggeleng tanda tak ingat. Maklum, ia tak hanya melayani klien yang berkonsultasi secara one on one, namun juga kerap menggelar seminar atau acara hipnosis massal. Salah satunya bahkan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai acara hipnosis terbesar di Indonesia dengan peserta 8.000 orang sekaligus.

Jadi, jika Anda tertarik ikutan hipnosis hanya karena latah dan berharap hasil mujarab setelah satu sesi, siap-siap kecewa. Dibutuhkan lebih dari itu untuk bisa sukses, terutama motivasi dari diri Anda sendiri. Enggak percaya? Buktikan saja sendiri !

Temukan info lebih lengkap seputar alat sulap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar