Persoalan pariwisata tak lepas dari pendidikan pariwisata. "Sampai saat ini belum ada standarisasi nasional, sehingga sangat menyulitkan pengembangannya,Menurut Doktor bidang pariwisata Universitas Padjadjaran Bandung, di dunia internasional sudah ada standar untuk pariwisata. "Karena belum adanya standar tersebut, akibatnya ada hambatan untuk masuk lebih jauh ke dunia industri pariwisata internasional. Mana ada orang Indonesia yang menjadi GM di hotel-hotel di luar negeri, yang ada justru orang-orang luar itu yang menjadi pimpinan di jaringan hotel internasional,"ujar Herman.
Belum standar-nya pendidikan pariwisata, karena sampai saat ini belum ada laboratorium untuk menguji kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan sekolah-sekolah pariwisata tersebut. Selain itu juga belum ada kurikulum yang terpadu yang bisa menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai standar internasional. "Sumber daya manusia yang memenuhi standar internasional penting untuk bersaing dan mengikuti perubahan pasar pariwisata dunia,"kata Herman lulusan Rukkyo University, Tokyo Jepang tahun 1989..
Untuk bisa memenuhi standar pariwisata internasional, pembantu ketua I STPB, perlu adanya intervensi pemerintah. "Kalau tidak ada intervensi pemerintah terutama akan sulit berkembang,"kata Herman. Apalagi dasar hukum pengembangan pariwisata, sudah tertinggal jauh dari perkembangan pariwisata dan standar yang ditetapkan secara internasional. "Tak adanya dasar hukum yang kuat juga menghambat aplikasi professional pegiat pariwisata, dan menyulitkan untuk mengakses perkembangan yang mutakhir,"ujarnya."Memang perlu sinergi yang kuat dan terarah, agar rencana pengembangan pariwisata yang ditargetkan bisa dicapai bahkan lebih,"katanya.
Sumber – tempo
Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar