Rabu, 26 Mei 2010

Melihat Peluang Usaha Butik Muslimah





Begitu banyaknya butik pakaian muslimah yang muncul 10 tahun terakhir. Salah satu pengusaha butik pakaian muslimah  adalah pasangan kakak beradik Yanuarua Nisshokuwati dengan Muh. Fibran. Karena ingin memanfaatkan ruangan yang kosong, Yanuaria Nisshokuwati dan adiknya Muh. Fibran membuat bagian depan rumahnya tepatnya di jl. Jogokariyan no. 64 menjadi sebuah butik perlengkapan busana muslim dan aksesoris muslim untuk akhwat.
 
Ide membuka butik pakaian muslimah muncul tahun 2004 dan baru terlaksana pada bulan Februari 2005 bersama dengan dua rekan bisnisnya. Karena terdapat perbedaan visi dan misi, tepatnya pada akhir 2006 Dete Muslim Fashion akhirnya mereka kelola sendiri. Sebenarnya awal ide membuka usaha butik pakaian muncul dikarenakan pada  tahun 2003 Yanuaria Nisshokuwati, panggil saja mbak Yayan, ikut pesantren kilat ke pondok Darul Tauhid milik Aa Gym dan membeli jilbab dete di daerah tersebut untuk dipakainya sendiri.
 
Saat itu jilbab yang dipakainya cukup trendi dan banyak diliput di berbagai media. Setelah dibawa pulang ke Jogja dan dipakai di komunitas pengajiannya, ternyata banyak sekali yang menyukainya.
 
Memang pada saat itu di Jogja jilbab dete belum banyak dikenal. Dengan berbekal kemauan dan relasi penjahit, akhirnya mbak Yayan membuat jilbab tersebut, kemudian dijual kepada teman-teman pengajian ataupun organisasi yang diikutinya. Akhirnya tercetuslah untuk membuka butik pakaian muslimah
  

Jilbab Besar Namun Tetap Praktis 
Diakuinya bahwa banyak kesulitan yang dihadapi Dete jika tetap berproduksi sendiri. Walaupun produksinya tidak ditanganinya secara langsung, kontrol produksi dan ciri khas Dete tetap dibawah kendali mbak Yayan.
 
Harga dari jilbab Dete terbilang cukup murah dan sangat terjangkau, yakni berkisar antara 20 ribu sampai 50 ribu. Untuk gamis harganya berkisar antara 85 ribu sampai 125 ribu. Dete juga menerima pesanan jilbab dan gamis sesuai keinginan dari pelanggan.
  

Pemasaran 
Produk dari Dete memang dikhususkan untuk kaum hawa. Dan untuk lebih mengenalkan produknya sekaligus mengembangkan usahanya, Dete membuka cabang baru di jl. Glagahsari 80, selatan kampus UTY, tepatnya di depan makam prajurit Glagahsari.
 
Untuk promosi yang paling efektif yang digunakan Dete adalah dengan memakai sendiri produk-produknya. Dengan cara itulah orang bisa melihat langsung dan tertarik untuk membelinya. Selain itu Dete membuat brosur, ronteg (kertas yang di pasang di jalan jalan) dan promosi lewat radio.
  


Sumber: bisnisukm.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar