Pada awalnya mungkin tidak ada yang mengira stencil dapat dijadikan sebagai suatu seni. Karena memang awalnya stencil hanya digunakan di kalangan industri, seperti untuk sablon, pembuatan tanda instansi, ataupun pemberian tanda jenis angkot. Tapi kini seni kerajinan tangan stensil telah berkembang lebih jauh dari itu. Sebagai salah satu bagian dari street art, kontribusi stensil di ruang public pun sering dijadikan sebagai alat propaganda.
Perkembangan seni stencil di Indonesia belum mendapat pengapresiasian yang baik dalam wilayah seni visual maupun grafis. Hal ini dibuktikannya melalui pameran-pameran yang berskala nasional semisal: Trienalle Grafis, Bienalle dan ajang pameran-pameran. Berbeda dari media lain, perkembangan seni stencil selalu melibatkan publik serta teknologi terapan, yang telah memperluas kemampuan untuk menghasilkan lapisan makna tak terbatas. Perjumpaan antara medium hingga ruang telah mengubah cara di mana orang memandang realitas.
Banyak karya telah membuktikan bahwa seni stencil, sebagai seperangkat praktek berdasarkan teori, dapat menunjukkan, merefleksikan dan mengomentari banyak hal dalam masyarakat kontemporer. Beberapa seniman telah berusaha untuk mendekati isu-isu mulai dari pribadi hingga publik luas dengan perspektif yang berbeda-beda, termasuk masalah publik dan pertanyaan yang diajukan sekitar hubungan peleburan perbatasan antara "nyata" dan "khayalan", "asli" dan "salinan" serta "kebenaran" dan "dusta".
Info terkait – Kerajinan tangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar