Kamis, 12 Mei 2011

Jajanan Kue Subuh Senen Tetap Eksis




Ditengah gempuran restoran cepat saji dan aneka makanan asing, makanan tradisional khas dalam negeri seperti tak pernah mati. Pasar kue subuh yang menggeliat sejak malam menjadi satu daya tarik tersendiri. Banyak anggapan kawasan Senen, Jakarta Pusat rawan kriminalitas saat malam. Tapi kenyataan sebaliknya karena salah satu sudutnya tetap mempunyai kesibukan tersendiri hingga kini.

kue basah


Di pasar yang berada di jantung kota Jakarta ini, kita masih dapat menjumpai beraneka ragam makanan khas daerah asli Indonesia. Waktu masih menunjukkan pukul 21.00, di saat jalanan mulai lenggang dan udara dingin mulai menusuk tulang, halaman parkir blok III dan blok IV Pasar Senen telah dipadati oleh pedagang kue subuh. Saat berjualan yang lewat tengah malam hingga terbitnya matahari ini menjadi alasan mengapa disebut kue subuh.

Memasuki halaman parkir, hidung sudah dapat mencium aroma wangi adonan kue. Tampak terlihat beberapa pengunjung sibuk memilih atau menawar kue. Berbagai jenis dagangan kue kecil berjajar seakan mengundang hasrat pembeli untuk mencicipinya. Begitu halnya senyum ramah para pedagang yang mencoba mengangkat selera pengunjung.

Beraneka ragam kue ditawarkan, mulai jenis kue basah yang terdiri dari kue cucur, putu ayu, lemper, dadar gulung, nagasari, bolu, kueku, bugis, kue talam, kue tape, lapis kanji, bika ambon, pastel, tahu isi, risol, pastel, kue soes, dan roti abon. Sedangkan kue lapis, mulai dari lapis legit hingga lapis Surabaya. Banyak juga kue kering yang diwadahi toples transparan seperti kripik singkong manis, tempe kering, kastangle, lidah kucing, kacang atom, dan nastar.

Harga yang ditawarkan relatif murah. untuk kue basah semacam bolu dijual Rp 800-Rp 1.000 per potong. Begitu juga dengan sebungkus kue kering, harganya Rp 2.500 Rp 15.000 per toples. Sedangkan untuk aneka kue perayaan seperti Black Forest, cake, kue tar hanya Rp 25.000-Rp 100.000.

Yang menarik, dalam penyajian para pedagang menciptakan berbagai inovasi terbaru untuk menarik perhatian. Kue disediakan dalam keranjang hias dan dibungkus dengan plastik bening bermotif. Ada juga jajanan yang diwadahi tampah dengan susunan menarik. Biasanya, jajanan seperti ini digunakan pembeli untuk hantaran saat lebaran, natal, atau lamaran.

Bagi para penjual penganan, pasar kue subuh ibarat pasar induk kue. Penganan yang berasal dari tempat ini tak hanya tersebar seantero Jakarta, tapi juga mengisi kebutuhan orang di Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Bahkan, penganan ini juga dibawa ke Karawang. Kebanyakan, langganan kue subuh merupakan pemilik kantin dan pedagang jajanan kue basah di pasar daerah lain. Biasanya satu pembeli memborong 500 hingga 1.000 potong kue yang rata-rata harganya sekitar Rp 400 dan menjualnya lagi 1,5 sampai 2 kali lipat dari harga beli.

Ada juga langganan yang berasal dari perusahaan jasa boga untuk melayani pesanan buat pesta pernikahan, acara kantor, seminar, ataupun pesta ulang tahun. Selain itu, tidak sedikit pula pembeli yang datang ke sana buat membeli makanan kecil yang akan disajikan dalam acara di rumah sendiri.

Biasanya pada hari-hari besar nasional atau keagamaan seperti Tahun Baru, Lebaran, dan hari raya Natal, pasar kue subuh di Senan dipadati pengunjung. Bahkan jumlah pengunjung yang ada bisa melonjak 2 kali lipat. Di hari libur panjang dan libur nasional tersebutlah para pedagang mendapatkan keuntungan lebih. " Kalau hari biasa omzet sekitar 100 sampai 200 ribu, tapi kalau menjelang libur bisa mencapai Rp 500 ribu," kata Syukur, pedagang lainnya.

sumber:beritajakarta.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar