Setiap calon haji yang hendak berangkat ke Tanah Suci, biasanya akan disibukkan dengan mempersiapan berbagai barang kebutuhan yang akan dibawa ke Tanah Suci. Mulai dari pakaian preman, kain ihram, bahan makanan kemasan, alas kaki, serta berbagai kebutuhan lain yang sekiranya akan diperlukan selama berada di Tanah Suci.
Dalam urusan alas kaki, para calon haji biasanya akan membawa sandal pira khas haji yang bentuknya mirip sandal gunung. Yakni, sandal pria maupun wanita yang memiliki tali pengikat di bagian tumit, sehingga ketika sandal terinjak di bagian belakang menjadi tidak mudah lepas.
jenis sandal pria maupun wanita yang justru paling efektif dan efisien digunakan selama berada di Tanah Suci, adalah jenis sandal jepit. Bila lupa membawa dari Tanah Air, sandal pria maupun wanita jenis ini juga banyak dijual di toko-toko Kota Makkah maupu Madinah. Hanya biasanya merupakan buatan Cina.
Manfaat menggunakan sandal pria maupun wanita ini, selain ringan juga ringkas. Untuk beraktivitas apa pun, sandal ini enak digunakan. Untuk sekadar berjalan-jalan selama di Tanah Suci, atau pergi ke tempat ibadah seperti Masjid Nabawi di Kota Madinah atau Masjidil Haram di Kota Makkah, juga tak ada persoalan. Bobotnya yang ringan dan alasnya yang terbuat dari busa, tidak membuat kaki menjadi cepat pegal.
Bahkan, bila hendak melaksanakan ibadah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, calon haji bisa membungkus sandal jepit dalam tas kresek untuk kemudian diikatkan ke tas paspor atau sabuk ikat pinggang. Dengan demikian, tak perlu khawatir sandal itu hilang atau tertukar bila hendak keluar dari masjid.
Hal lain yang harus ditimbangkan bila hendak menggunakan sandal pria maupun wanita untuk beraktivitas di Kota Suci adalah memilih sandal yang pas ukurannya dengan telapak kaki. Jangan keke-cilan atau kebesaran. Bila kekecilan, maka bagian tumit kaki tidak akah mendapat alas busa yang empuk untuk berjejak. Hal ini malah akan membuat kaki cepat pegal.
Sedangkan bila kebesaran, risikonya sandal bagian belakang akan terinjak-injak. Risiko ini akan dihadapi saat melaksanakan ibadah lempar jumrah. Jutaan orang yang berjalan dari perkemahan Mina hingga Jumarat pada waktu yang sama, membuat orang harus jalan berdesak-desakan sepanjang beberapa kilometer. Karena itu, bila sandal jepit yang digunakan terlalu besar, maka bagian belakang sandal akan mudah terinjak-injak oleh jamaah yang lain. Ini tentu akan membuat kita tidak nyaman.
Selain itu, periksalah sandal jepit yang digunakan saat hendak melakukan ibadah melempar jumrah. Bila karet jepitnya sudah akan putus, sebaiknya dibuang saja. Jangan sampai karet jepitnya putus dalam perjalanan, karena bila tidak menggunakan alas kaki, bisa dijamin telapak kaki akan melepuh. Hal ini karena jalan dari Mina ke Jumarah, akan melalui jalan aspal yang panas akibat terik matahari.
Sumber: bataviase.co.id
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar