Fenomena macet di Jakarta, sudah pasti bukan barang baru lagi bagi penduduk Jakarta. Tiap hari, minimal 5 kali dalam seminggu, penduduk Jakarta akan saling berjibaku dalam ganasnya macet di ibukota
Berbagai cara sudah coba dilakukan oleh Pak Gubernur dan jajarannya, baik di era Bang Yos, hingga sekarang di era Bang Foke. Tapi apatah mau dikata, tak ada solusi yang mumpuni dalam menjawab persoalan macet di Jakarta, baik itu metode 3 in 1, pelebaran jalan, pembuatan underpas-bypas di tiap perempatan biang kemacetan, busway, hingga monorail yang tak jelas nasibnya sekarang ini.
Jalan, yang kata teman, idealnya dalam 1 km seharusnya hanya menampung 14 kendaraan, dengan asumsi 1 kendaraan panjangnya 2-3 m, kini bisa hampir menampung 2 kali lipatnya bahkan lebih. Yup, pertumbuhan jalan tak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan.
bahkan setiap orang selalu berdamai dengan kemacetan Jakarta. ”Namanya juga Jakarta, pasti macet”, begitulah yang terbayang dan terlintas di pikiran setiap orang tentang Jakarta. Tapi sampai kapan kita bisa berdamai dengan macetnya Jakarta?kenapa setiap orang tidak berusaha setidaknya membantu mengurangi macetnya Jakarta demi Jakarta yang bebas macet seperti saat-saat libur lebaran dimana sebagian besar penghuni Jakarta menggunakan jasa rental mobil jakarta dan kembali ke daerahnya masing-masing?
Buat yang punya mobil misalnya, jangan naik mobil sendiri, angkut aza teman2, orang2 yang searah dengan tempat kerjanya. Bahkan kalo bisa gak usah bawa mobil, cukup naik angkutan umum.
Sumber - sosbud.kompasiana.com
Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar