Aneh bin ajaib. Betapa kita mudah terbujuk (bila tak mau disebut “tertipu”) dengan iklan-iklan di televisi. Bagaimana hanya dengan mengonsumsi biskuit, lalu anak-anak tenaganya bisa sekuat macan? Bagaimana produk susu olahan bisa mencegah osteoporosis padahal enzim pencerna susu sudah tidak kita miliki lagi sejak usia kita 2 tahun?
Ekstrimnya adalah rokok. Yang tetap diperjual belikan walaupun jelas-jelas banyak merugikan kesehatan tubuh. Tapi produsen rokok tentu berusaha sedemikian rupa agar bisa membujuk (”menipu”) penggemarnya. Lihatlah iklannya di televisi begitu hebat dan menarik. Tapi kalau kita mau jeli, sebenarnya bintang iklan rokok itu kan tidak merokok? Jika bukan karena dilarang, sulit membayangkan bagaimana orang naik kuda sambil merokok. Nah, bila ada perokok berat terkena kanker jelas tidak bisa dipersalahkan produsen rokok, karena mereka jelas-jelas mencantumkan keterangan “merokok bisa menyebabkan kanker, impotensi, dan gangguan janin…”
Kalau dipikir-pikir semua yang pasang iklan ternyata mempromosikan produk-produk olahan yang sebenarnya kurang bermanfaat untuk tubuh bila dikonsumsi, lalu apa yang seharusnya kita makan?
Belakangan banyak pihak yang menganjurkan untuk mengonsumsi bahan makanan alamiah dan menjauhi makanan yang diproses (terutama skala industri). Semakin alami (segar) semakin baik manfaatnya untuk tubuh kita. Semakin singkat proses pengolahannya, tentu semakin minim kerusakan yang ditimbulkan pada zat gizi di dalamnya.
Jangan sekadar memilih yang enak di lidah, tapi nyatanya setelah dicerna, malah mubazir (karena tak ada zat gizi yang diperlukan tubuh) atau malah meracuni tubuh (sehingga harus dinetralkan oleh hormon tubuh dan disimpan dalam bentuk lemak penyebab obesitas)
Temukan info lebih lengkap seputar pasang iklan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar