Rabu, 13 Juli 2011

Etika Beriklan yang Kurang Etis

Banyak Pengangguran yang mengeluh hamper setiap hari, mereka mengatakan susah mencari kerja dimana-mana. Ijazah SMA yang mereka miliki kini tak lagi bisa dipergunakan semaunya. Nasib puluhan juta manusia pengangguran ini akankah tertolong setelah pemilu nanti?


Sementara itu, mereka yang sudah bekerja tetap berusaha untuk tidak goyah. Berbagai rintangan dan cara mereka lakukan supaya usahanya bisa berjalan. Tidak salah jika pilihan itu adalah memasang iklan dimanapun dan dengan cara apapun.

Manusia-manusia mandiri ini lalu mengiklankan diri—jasa mereka—dengan caranya sendiri. Pohon, tiang listrik, dan fasilitas umum (halte, telepon umum, traffic light, dll) kerap menjadi sasaran empuk kasus vandalisme ini, Ada jasa sedot wc, badut sulap, jasa teknik,iklan rumah gratis,iklan baris gratis dan iklan lowongan kerja grati. Lalu tak ayal aksi mereka ini bikin pemandangan kota jadi semerawut

Persis di bawah jalan laying dan fasilitas umum , Secara penempatan jelas Iklan Gratis ini tidak tepat (sasaran) dan sangat mengganggu setiap mata yang memandangnya. Entah sampai kapan perilaku seperti ini akan berhenti.

Siapa yang patut disalahkan? Yang menempelkan atau yang membuat iklan atau yang memproduksi iklan (baca: tukang fotokopi)? Harusnya yang menempel juga mengerti. Iklan benda mewah macam parabola mana patut ditempel di tempat sampah. Semoga bisa menjadi pelajaran buat kita semua.

Info terkait Iklan Gratis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar