Di berbagai kota di Indonesia kini bermunculan sekolah sepak bola (SSB). Harapannya, akan muncul bintang-bintang lapangan hijau berkaliber dunia. Siapa tahu, kelak anak-anak Indonesia bisa turut berlaga di Piala Dunia. Asal tahu saja, tahun 1938 Indonesia (Hindia Belanda) merupakan negara Asia pertama yang ikut berlada di Piala Dunia di Prancis.
Gegap gempitanya Piala Dunia 2010 yang digelar di Afrika Selatan ternyata turut memotivasi anak-anak di dunia, termasuk di Indonesia untuk giat berlatih sepakbola. Kebanyakan dari mereka, berharap suatu saat nanti bisa menjadi pemain dunia seperti idola mereka, yang kini sedang berjibaku berebut status sebagai Negara Sepak Bola Terbaik Dunia.
Kini, berbagai sekolah sepak bola ramai didatangi orangtua yang ingin mendaftarkan anaknya. Bermunculannya banyak sekolah sepak bola memberikan dampak positif kepada orangtua untuk menentukan pilihan sekolah sepak bola mana yang dianggap cocok untuk buah hatinya.
PENGHASILAN BESAR
SSB Andi Lala berlokasi di Jalan Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat. Di sekolah ini, setiap anak diajarkan teknik bermain bola, misalnya, menggiring dan menendang bola dengan benar. Juga diajari trik melewati pemain lawan. “Tehnik itu selalu diulang-ulang, bahkan sampai pemain sepakbola ternama pun masih melakukan hal itu,” jelas Pelatih sekolah sepak bola Andi Lala, Jakarta, Tri Setianto .
Selama menjadi pelatih, pria yang pernah menjadi pemain sepakbola ini juga mengaku, melihat banyak perubahan di dunia sepak bola nasional. “Jika dibandingkan antara prestasi dan penghasilan masa kini dengan masa lalu, sangat berbanding terbalik. Dulu, prestasi bagus tapi penghasilan kecil. Tapi sekarang? Prestasi buruk, penghasilan besar,” ungkapnya seraya tertawa.
Penghasilan besar itu pula lah menurut pria yang kerap disapa Anto, menjadi salah satu motivasi para orangtua mendaftarkan anaknya ke sekolah sepak bola. “Setiap tahun anggota kami meningkat. Sekarang sudah ada sekitar 80 murid. Tim kami sudah beberapa kali memenangkan berbagai kompetisi. Bahkan sudah ada murid kami yang masuk menjadi tim nasional U-23,” terangnya bangga.
Sekolah sepak bola Andi Lala menerima anak usia 6 tahun. “Persyaratannya enggak rumit. Orangtua hanya perlu menyiapkan akta kelahiran, kartu keluarga, serta rapor anak. Lalu membayar uang pendaftaran dan iuran bulanan. Setelah itu siswa berhak atas seragam dan bola, mengikuti latihan seminggu dua kali. Menjelang kompetisi, latihan ditingkatkan jadi tiga kali seminggu. Orangtua memegang peranan penting dalam menentukan prestasi anak,” tegas Andi.
Harapan Anto, dengan banyak munculnya sekolah sepak bola, akan bisa memberikan kontribusi lebih terhadap perkembangan PSSI selaku organisasi Sepak Bola Nasional. (Edwin Yusman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar